Ancaman Siber AI Meningkat, Pengguna Gmail Diminta Ganti Email
Ancaman Siber Ai Meningkat Pengguna Gmail Diminta Ganti Email
Jakarta, MISTAR.ID
Gmail, layanan email populer dengan 2,5 miliar pengguna, kini menjadi target utama serangan siber berbasis kecerdasan buatan (AI).
Platform milik Google ini menghadapi ancaman yang semakin canggih, seperti phishing AI dan teknologi deepfake, yang mampu menipu pengguna dengan rekaman audio atau video palsu yang terlihat sangat autentik.
Menurut laporan Forbes, serangan berbasis Google Calendar telah memanfaatkan Gmail untuk menyusup ke data sensitif pengguna.
Bahkan McAfee, perusahaan keamanan siber terkemuka, memperingatkan bahwa teknologi deepfake kini semakin mudah diakses, memungkinkan penjahat siber tanpa keahlian khusus menciptakan konten yang meyakinkan.
Baca juga: Daftar Smartphone yang Tidak Akan Didukung WhatsApp Lagi
Salah satu contoh serangan canggih dialami oleh Sam Mitrovic, konsultan keamanan Microsoft, yang hampir menjadi korban phishing AI.
Penyerang berpura-pura sebagai tim dukungan Google dengan email dan panggilan telepon yang tampak sah. Berkat keahliannya, Mitrovic berhasil mengidentifikasi upaya tersebut sebagai palsu.
Google mengklaim telah memblokir 99,9 persen serangan phishing dan malware, tetapi langkah ini dinilai belum cukup untuk melindungi seluruh pengguna Gmail. Mereka kini memperkuat keamanan dengan model AI canggih berbasis Large Language Models (LLM), yang mampu mendeteksi spam 20 persen lebih baik.
Namun, McAfee menyarankan perlindungan tambahan, seperti melabeli email berbahaya atau menggunakan fitur seperti “Hide My Email” milik Apple, yang memungkinkan alamat email menjadi lebih privat.
Pengguna juga disarankan untuk mengganti alamat email utama dengan yang baru dan tidak membagikannya secara luas untuk meminimalkan risiko serangan siber. (cnn/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Harga Ikan Nila dan Kembung Kuring di Lubuk Pakam Alami Kenaikan